Sukabumi -
Saluran irigasi yang seharusnya menjadi urat nadi bagi kehidupan para petani di Desa Kertamukti, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, kini justru menimbulkan keresahan. Meski sumber air dari PLTA Ubrug masih besar, namun air tidak sampai ke lahan pertanian warga akibat banyaknya kebocoran, pendangkalan, serta penyempitan jalur irigasi.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun beberapa awak media,irigasi ini menjadi satu-satunya harapan warga Kertamukti untuk mengairi tiga desa yaitu Ubrug, Bojongkerta dan Kertamukti dengan total sekitar 500 hektare sawah milik para petani di wilayah tersebut.
Kepala Desa Kertamukti, Dede Kusnadi, yang mewakili keluhan para petani mengatakan, bahwa kondisi ini sudah berlangsung lama dan semakin terasa saat musim kemarau tiba.
“Ketika musim kemarau, padahal air mah dari PLTA Ubrug cukup besar. Tapi irigasinya sudah banyak yang bocor, dangkal, dan mengalami penyempitan, sehingga air tidak sampai ke sawah warga. Akhirnya petani yang jadi korban,” ujar Dede Kusnadi, Senin (15/9/2025).
Berdasarkan pantauan di lapangan, sejumlah saluran irigasi terlihat dipenuhi lumpur, sampah, serta endapan tanah yang menghambat aliran air. Beberapa titik bahkan hanya menyisakan genangan kecil yang tak cukup untuk mengairi lahan persawahan.
Para petani mengaku resah, sebab kebutuhan air sangat vital dalam proses bercocok tanam. Jika persoalan ini tidak segera ditangani, ancaman gagal panen semakin nyata.
“Sawah di sini mengandalkan irigasi. Kalau air tidak mengalir, bagaimana kami bisa tanam padi? Jelas masyarakat yang paling dirugikan,” jelasnya.
Dede menyebut, pihaknya bersama warga sudah beberapa kali melakukan upaya swadaya, seperti pengerukan lumpur dan pembersihan saluran. Namun, keterbatasan peralatan dan biaya membuat perbaikan hanya bersifat sementara.
Kendati demikian, Dede berharap, pemerintah daerah melalui dinas terkait segera turun tangan untuk melakukan normalisasi dan perbaikan permanen.
"Jangan tunggu sampai petani gagal panen. Irigasi ini adalah kunci ketahanan pangan desa. Jika dibiarkan, dampaknya bukan hanya bagi petani, tapi juga bagi ketersediaan pangan masyarakat luas," tegasnya.
Persoalan irigasi di Kertamukti menjadi alarm keras bagi semua pihak, bahwa keberlanjutan sektor pertanian tidak bisa dilepaskan dari infrastruktur pengairan yang memadai. Tanpa itu, cita-cita mewujudkan ketahanan pangan hanyalah sebatas slogan.
Tim Red Sumber : Aprizal
Redaktur : Aconk Kupluk
Social Footer