Purwakarta//Infonews.Com.web
Kisah memilukan kembali dialami tenaga kerja Indonesia wanita atau TKW di Timur Tengah,Kali ini kondisi itu dialami Neng Ani (34 tahun), warga Kp.Ciawi,RT 006/002,Desa Ciawi, Kecamatan Wanayasa,Kabupaten Purwakarta
Saat ini, Neng Ani terjebak di tempat penampungan di Arab Saudi,Kondisinya pun memprihatinkan dengan gangguan penyakit yang dideritanya,merutnya selama medical dirinya tidak lolos karena ada benjolan di lengan dan ada riwayat sakit namun entah kenapa bisa di berangkatkan.
Melalui handphone miliknya,Neng Ani meminta tolong untuk dipulangkan,karena sudah tidak kuat di penampungan selama hampir 3 minggu,suaranya terdengar parau dan lemah setelah berbicara melalui WhatsApp ke salah satu media Purwakarta,
Saya di sini dalam keadaan sakit, saya mau minta pulang,’’ tutur Neng Ani,dalam perbingcangan yang diterima pihak media Online Purwakarta, (26/10/2024).
Neng Ani sudah berada di Arab Saudi selama kurang lebih 3 Minggu satu Minggu di penampungan Mahara yang berada di kota Riayad,lalu di pindahkan ke penampungan di daerah Aras selama kurang lebih 2 Minggu dan belum di pekerjakan, Namun karena kondisinya yang sakit,Neng Ani hanya ditempatkan di tempat penampungan milik agency di Arab Saudi.
Hilman (44 tahun ), suami dari Neng Ani menjelaskan, istrinya berangkat bekerja ke luar negeri berawal dari keinginannya untuk bekerja di luar negeri,demi membantu ekonomi keluarga dan membiayai anaknya,kebetulan Kakak dari Neng Ani kenal salah satu sponsor yang ada di Purwakarta yang bernama H.Mashudi yang beramatkan di Gurudug Purwakarta.
Hilman mengaku, tidak mengetahui jika sebenarnya pengiriman TKI ke Timur Tengah yang kini sudah ditutup,Penutupan itu terjadi sejak adanya moratorium pada Tahun 2015 lalu.
Hilman juga pernah menanyakan kepada sponsor mengenai pemberangkatan istrinya ke luar negeri, apakah legal atau ilegal. Namun, sponsor menjawab legal sehingga dia mengijinkan istrinya berangkat ke luar negeri.
Saya sudah minta jangan ilegal. Katanya bener (legal), tapi ternyata kayak gini,’’ tutur Hilman
Hilman pun menyesal mengijinkan istrinya bekerja ke luar negeri setelah kini mengetahui bahwa istrinya sakit dan tidak ada yang bertanggung jawab untuk pengobatan istri,bahkan pihak penampungan bekata bila untuk pengobatan harus biaya sendiri.
Sementara itu, Saya berharap, agar pemerintah hadir dalam kasus itu,apalagi, pihak kepolisian juga kini sedang berupaya untuk mengatasi kasus TPPO.
Saya akan kolaborasi semua pihak terkait untuk mengusut tuntas para sindikat mafia TPPO biar ada efek jera,dan perlu ada edukasi ke masyarakat sehingga kasus seperti ini tidak terjadi lagi. Negara sudah moratorium (pengiriman ke Timur Tengah), tapi warga tidak tahu karena kurangnya sosialisasi,’’ ucapnya.
(Team)
Social Footer